Wednesday, April 30, 2014

Keseimbangan beriringan


Ngerasa gak hidup itu harusnya seimbang? harusnya.. dan nyatanya memang akan seimbang dengan sendirinya, sesuai jalannya.


Seperti kita lahir dengan pro dan kontra, pencinta dan pembenci, pengkritik dan pemberi saran, kekurangan dan kelebihan, konotasi dan denotasi, fiktif dan non-fiktif, aku dan kamu, kita dan mereka.
Pada dasarnya semua ada dan beriringan seiring jalan.

Tapi kadang menyeimbangkannya terasa amat sulit.
Berkutat dengan waktu dan alasan yang kamu miliki.

Pada saat kamu menyeimbangkan sesuatu, kamu perlu banyak pertimbangan.
Apa yang harus diseimbangkan..
Kenapa perlu diseimbangkan..
Bagaimana caranya agar seimbang..
Pengaruhnya apa jika tidak seimbang..
Dan.. banyak lagi..

Ketika kamu mau menyeimbangkan sesuatu, ada kalanya kamu bergulat dengan waktu, ada kalanya kamu berkutat dengan seseorang, ada kalanya kamu berkeluh dengan pemikiran

Aku? Kamu tanya aku?
Asal kamu tau, aku sama seperti kamu. Perlu menyeimbangkan sesuatu.
Aku butuh alasan ketika menyeimbangkan. Alasan yang memang sesuai dengan kenyataan.
Bukan alibi atau sebuah pengalihan dari kenyataan. Hanya saja alasan, mengapa aku harus menyeimbangkan.
Tapi.. pada nyatanya, tidak semua orang tau apa alasannya. Tidak semua org harus tau dan tidak semua org bisa tau.
Kenapa? Mudah saja. Karena tidak semua mengerti.

Seperti seimbang itu tadi. Ada yg mengerti, dan ada yang tidak.
Yang tidak, hanya bicara. Tidak pernah menganalisa.
Apapun yang terjadi, pasti ada alasannya. Buruk, atau tidak selalu ada motif dari mengapa.
Sayangnya.. sering sekali rasanya sulit memberikan alasan yang dimengerti org lain
Prasangka. Praduga. Akan selalu jadi masalah. Kamu berikan alasan, maka prasangka bahwa kamu terlalu banyak beralasan dan praduganya berupa kamu berbohong atas alasan tersebut.
Lebih baik tidak memberikan alasan? sama saja. Prasangkanya adalah kamu sedang "memasa bodoh"kan kepentingan. Praduganya adalah, kamu orang yang tidak bisa menghargai.
Padahal.. kamu tau, tidak semua mengerti bukan?

Ah. Sungguh pemikiran yang jauh sangat liar.
Andai semua orang seperti apa yang dipikirkan. Andaikan seimbang itu lebih mudah dari yg dibayangkan.
Andaikan pikiran jauh lebih tenang dari yang diharapkan.

Bergulat dengan waktu itu susah. Tidaklah selalu mudah kamu melakukan banyak hal dalam 86.400  detikan.
Terlebih lagi jika kamu pikir itu sebuah tanggung jawab yang kamu pegang.
Seimbang lagi.. seharusnya. Kamu harus menyeimbangkan dirimu disana disini. Kewajiban dan tanggung jawab yang meluluh lantahkan hak kamu, hingga pada titiknya kamu tidak tau lagi kapan terakhir kali dirimu mendapatkan hak atas waktumu.
Rumit. Benar?
Akan lebih rumit jika kamu jadi aku. Atau aku jadi kamu.

Aku tidak tau apa yang kamu pikirkan. Aku tidak tau apa yang mereka pikirkan. Dan begitulah sebaliknya.

Kita tidak tau apa yang orang lain lewatkan.
Kita tidak tau alasan apa dibalik kejadian.
Tapi yakinlah ada beribu alasan yang terkadang perlu dipertanyakan.

Penonton tidak pernah tau seperti apa di balik layar. Penonton tidak pernah tau alasan mengapa pemainnya bermain. Penonton tidak selalu harus tau seperti apa kehidupan pemainnya.

Mungkin terlihat ringan.
Rumit.
Tanyalah. Ada alasan. Hanya saja tidak selalu tulisan atau lisan, namun berupa ringkasan penanggapan karena tidak semua orang memberikan peta jalan kepada pemikiran mereka.
Mungkin, kalian perlu permisi untuk meminta peta. Tapi, apa kalian akan tau kemana arahnya dan darimana asalnya?

No comments:

Post a Comment