Tuesday, October 18, 2016

THE UNSEEN - 3

Saya lagi-lagi post foto bunda di path dan instagram.
Penilaian orang beda-beda, saya yakin.. dan itu tidak bisa dihindari, hanya bisa ditebak.
Mungkin ada yang bilang "romantis ya.." "harmonis ya.." "ih seneng liatnya.. deket banget sama keluarganya" dan lain-lain..
Tapi mungkin, ada juga.. yang begini "pasti fasya dimanja banget orangnya" , "pasti fasya kekanak-kanakan." dan ini.. dan itu..
Kalo gak ada yang bilang gitu, Alhamdulillah. Mungkin itu suudzonnya saya aja.
Tapi kan.. lagi-lagi tapi..
Penilaian orang tidak bisa dihindari. Biarlah. Let them wonder the truth. 

-----------------------------------------------------------------------------------------

Kalo kalian kenal saya, tau persis saya seperti apa, dekat dan mengerti..
judgment itu saya yakin pasti sudah kalian buang jauh-jauh.

Kalian akan tau, bagaimana kedua orang tua saya, kakak-kakak saya, hingga pengalaman hidup saya sendiri, mengajarkan saya hingga menjadi Fasya yang sekarang. Tidak perlu rasanya saya bilang saya begini-saya begitu. Saya bukan attention seeker. 
Mau tau saya, ayo bicara empat mata.

Alhamdulillah. Didikan orang tua saya tidak meleset, sejauh ini saya bersyukur tidak selalu harus bergantung pada orang lain.
Setiap orang tua, punya cara masing-masing dalam mencurahkan kasih sayangnya.

-----------------------------------------------------------------------------------

Dari banyak cerita yang rasanya ingin saya ceritakan, intinya saya hanya ingin menuliskan beberapa alasan.

Ada beberapa yang terdengar sampai telinga "Fasya itu family-girl banget."
Mungkin, ya. Itu bisa jadi benar.

Tapi..
Saya posting foto keluarga saya.. terutama kedua orang tua saya.. bukan karena saya ingin terlihat disayang... dimanja.. atau apapun itu.
Itu adalah salah satu cara saya membanggakan mereka.

Fasya bangga emang?

Oh iya. Pasti.
Saya seperti ini, berkat doa mereka.. dukungan mereka.. finansial terfasilitasi oleh mereka..
Melalui berbagai cara.. melewati banyak perjuangan dan air mata.. Doa dan kasih sayang tidak pernah hilang.

Saya, sebagai anak.. merasa belum bisa membayar itu semua.
Bukan hanya dari segi materi, saya rasa itu memang tidak akan setimpal dengan kasih sayang, didikan, dan doa yang diberikan kepada saya.
Maka dari itu, itulah alasan saya kenapa Fasya ini.. seringkali terlihat dekat dengan keluarganya.
Apa-apa, keluarga..
Disana.. Sama keluarga..
Disini.. Keluarga lagi..
Keluarga inti lah.. Keluarga besar lah..

Bukan berlebihan..
Tapi, Ya gimana..
Hidup saya disitu-situ juga.

--------------------------------------------------------------------------------------

Sekali pertama saya pernah liat bunda senyum terharu lihat saya posting foto saya dan bunda di instagram..
Dua kali kemudian.. Tiga kali, saya pernah liat bunda netesin air mata liat tulisan yang saya publish untuknya..
Empat kali.. saya liat bunda ketawa karena saya posting foto, nama kontak saya di ponselnya, Fasya MCJYCSBY yang artinya, Fasya mencari jodoh yang cocok sama bunda yanda.. dan temen-temen saya komentar banyak sekali
Lima kali.. saya dengar dia beberapa kali bertanya "ada yang komen apa?"
Enam kali..
Tujuh kali..
Berkali kali kening dan pipi saya dicium setelah melihat apa yang saya tulis atau saya publish.
Entah sudah berapa kali saya senang melihatnya bangga, terharu, dan senang ketika anaknya mengapresiasi kedua orang tuanya. Dan saya suka, saya sangat suka perasaan saya kalo udah kaya gitu. Perasaan disayang, perasaan diperhatikan, perasaan dihargai, perasaan bahwa saya disyukuri sebagai anak.

Bukan..
Bukan kedua orang saya ingin di apresiasi secara berlebihan..
Tapi coba balikkan..
Bukannya mereka layak mendapat apresiasi untuk dedikasinya.. komunikasinya.. finansialnya.. perjuangannya.. kepercayaannya.. dan banyak lagi.. Bukankah sudah selayaknya itu diapresiasi sama anaknya? Sama kita yang dapet ini dan itu?

Jujur, saya tidak bisa secara gamblang menjelaskan bagaimana melegakan rasanya melihatnya puas.
Karena menurut saya, hanya publish foto, itu tidak mengeluarkan materi, tapi bisa bikin seneng, bisa bikin terharu. Itu sesuatu yang wow.. Ternyata simple, but means so much.


 ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Flashback ke beberapa bulan lalu, waktu saya masih jadi mahasiswa organisator dan harus kumpul di salah satu rumah makan tradisional untuk sebuah perpisahan resmi.
Saya bawa kendaraan pribadi saat itu, dan saya ajak adik kelas saya pulang bareng karena kita satu arah.

Jam 6 sore, sekitar soekarno hatta.
Jalan yang panjang, yang mungkin cukup dihabiskan untuk cerita yang panjang juga.

Saya ingat sekali dia bilang..
"Teh Fasya ih, aku kira Teh Fasya manja loh. Abis kan kalo posting di path.. di instagram.. atau check-in, itu pasti sama keluarga terus, dan kayanya di manja banget.. kaya disayang banget" 

Saya cuma senyum setelah cerita panjang sekali, kesana-kesini.
Saya cerita gimana saya dikampus waktu dulu..
Gimana orang tua saya mendidik saya untuk tidak cengeng.
Saya kasih tau dia gimana ceritanya saya dikomporin sama seorang,  sampe imbasnya satu kelas ngejauh karna digosipin macem-macem.
Saya kasih tau dia alasan kenapa saya mungkin banyak dibilang cuek, dingin, jutek dsb.
Saya kasih tau dia kenapa saya independen.
Saya cerita semua pengalaman saya selama..
Pahit, manis, asam, pedas, asin.. yang perlu dia tahu, yang saya rasa cukup bisa diberi tau, saya kasih tau. Semua berkat perjalanan panjang jalan soekarno-hatta.
Pengalaman saya yang bisa dijadikan pelajaran, saya kasih tau.

Jelas.. saya beri tau karena ada alasannya..
Dia perlu tau.
Dari cerita saya, saya bilang..

"Makanya.. aku sih lillahita'ala aja orang mau bilang apa, sakit hati aku, biar Allah yang bales. Kamu juga gitu aja.. Allah mah adil"

Saya ajari dia, gimana rasanya berdiri di kaki sendiri. Menguatkan diri sendiri disaat yang terlemah.

Saya bukan tipe nyerocos tanpa tau apa yang saya bicarakan.
Jadi, kalo saya kasih saran, solusi, atau nasihat, percaya deh.. Tanpa saya cerita, itu bisa jadi beberapa alasan, antara pengalaman pribadi yang gak perlu kamu tau, atau.. pengalaman orang lain yang saya pelajari dan saya analisis pola kesalahannya. Tebak-tebak aja yang mana.
Saya cuma bisa jadi pendengar yang baik, karna saya tau gimana rasanya kalo bingung cari orang buat cerita.. Dan saya berusaha buat jadi orang yang saya mau temui.
Mungkin itu beberapa alasan temen-temen saya masih cari saya kalo mau curhat.
Saya bersyukur, setidaknya saya terselip di selaput otak mereka.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jadi sebenarnya, intinya adalah..
Saya tidak show off karena saya disayang dsb.
Saya hanya melakukan hal, yang saya yakinin, bisa buat orang terdekat saya merasa disayangi.

Friday, September 23, 2016

Serius?

Udah bukan waktunya lagi mandang sebuah hubungan dari segi fisik. 
Bukan munafik, enggak. Tapi untuk saya pribadi, itu bukan yang pertama jadi tolak ukur untuk hubungan yang bahagia. 

Sebagian orang mungkin dari mata turun ke hati. Ya sama halnya saya. Cowok dengan physical appearance yang baik, ngasih impresi yang baik pula.
Semua orang berlomba-lomba menjadi lebih baik versi dirinya masing-masing.
Tampilan fisik, memang nomer satu. 

Tapi..
Ketika bertambah dewasa, analisis pengalaman dari sana-sini ditambah pengalaman pribadi yang bisa dijadikan patokan, hal itu.. physical appearance i mean.. bisa dibilang nomer satu setelah yang paling satu lainnya. 
Halah. 
Gimana ya jelasinnya.

Maksudnya.. walaupun itu nomer satu, masih ada nomer satu-nomer satu yang lainnya. 
Walaupun itu penting, masih ada yang lebih penting.

Apa?
Oh. Banyak.
Seperti salah satunya, bagaimana cara dia memperlakukan kamu sebagai wanita penuh rasa hormat, bukan sekedar cewek remaja yang dimanja.
Percuma tampang ganteng, atau cantik tapi kamu dimaki, disiksa, dihina, direndahkan, dsb.  
Per-Cu-Ma.
Ngebatin seumur hidup. 
Kamu pacaran di zaman semua orang pamer kebahagiaan, bukan di zaman bangga dengan siksaan.

Atau..
Salah satu lainnya adalah restu orang tua. 
Menurut saya, itu juga nomer satu. Penting. 
Gak tau berapa kali saya bilang ini di blog, Ridhallahu wa ridha lidayn. Ridho Allah adalah ridho orang tua.
Ini.. Zaman sekarang rata-rata dengerin temen-temen curhat masalah ini. 
Restu itu satu paket komplit yang isinya  etika, sopan santun, cara bicara, agama, perilaku, kebiasaan, dsb. 
Susah banget dapet restu orang tua. Makanya sekalinya dapet, sujud syukur. 
Tapi.. Percaya deh. Feeling orang tua itu gak pernah salah. Beliau-beliau mau yang terbaik untuk generasi selanjutnya. Kalo salah pilih? Beliau-beliau jugalah yang sedih. 
Udah dibesarkan pake biaya, kasih sayang, do'a, dan air mata.. Masa tega liat anaknya sakit hati.
Secuek-cueknya orang tua, pasti ingin yang terbaik untuk anaknya. 
Biasanya, banyak yang berkaca dari pengalamannya sendiri.. 
Makanya..  Kalo di nasehatin, ambil positifnya, jangan buang mentah-mentah. Pilihlah mana yang perlu dipertimbangkan, baik-buruknya, apa dapaknya dll. Nurut aja. 
Cinta ada karna terbiasa. 
Prinsip saya dalam versi sunda "restu dulu, bogoh mah nuturkeun" (Restu dulu, rasa suka mah nanti juga ngikutin).
Kalo gerbang restu udah dapet, gak akan setengah-setengah mau ngambil langkah apa-apa juga. 


Atau..
Pacar ganteng.. pacar cantik.. Taunya zonk, malah selingkuh. 
Ini yang lucu.. Buat saya, selingkuh itu satu hal yang sangat-amat krusial dan susah dimaafkan. 
Soal maaf, bisa. Tapi percaya laginya yang susah. Curiga bakal ada terus pasti.
Menyangkut banyak hal, kepercayaan, komitmen, kedewasaan, cara memecahkan masalah, cara berkomunikasi, cara menerima dan saling melengkapi.  Kalo udah selingkuh, hancurlan semuanya. 
Percaya orang zaman sekarang itu susah. 
Yang tulus ternyata modus, ada. Yang keliatannya mulus, tapi gak tulus, apalagi.
Maaf-maaf aja. Tapi.. kalo udah pindah ke lain hati, dengan alasan khilaf, ada masalah, pelarian, atau merasa si selingkuhan terlihat lebih baik, kan aneh. 
Dalam sebuah hubungan, yang jalanini itu dua orang. Kalo ada yang salah, saling diperbaiki. Komunikasikan baik-baik. Jangan main bentak, main gas gak pake rem. 
Dewasa itu perlu. Nyari pelarian, gak akan menyelesaikan apapun. 
Kalo mau milih yang baru, ya putus dulu. Jangan serakah.

Atau... yang diselingkuhi mikir.. 'mungkin orang itu lebih baik, makanya jadi selingkuhan'.
Buibu. Pakbapak. Orang yang baik, tidak akan merebut yang bukan miliknya. Lepas aja, sakit pasti. 
Tapi lebih sakit kalo kamu diselingkuhi lagi ketika dia seolah minta maaf. 
Setidaknya, kalo dia selingkuh, kamu diperlihatkan seperti apa dia sebenarnya. Untung kan diselingkuhi. Tau jeleknya. 
Lepas dan ikhlas, itu obatnya. 

Soal urusan ini, memang sulit. Apalagi kalo udah berumah tangga. Godaan, ada aja. 
Kuncinya satu, komunikasi perbaiki apa yang salah dan cari solusinya bareng-bareng. Jangan main mendem.

Lanjut.
21.. 22. Dan.. seterusnya. 
Banyak hal.. Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan..
Ada yang bisa ditolerir, ada yang tidak. 
Yang jelas, apa apa.. komunikasi itu penting. 
Cuma sekedar tanya udah makan atau belum.. lagi dimana.. tawaran buat ngejemput.. ajak makan malem bareng.. itu simple, tapi means a lot. 
Bukan manja, tapi hal sekecil ini bisa ngebuka hal-hal yang besar. Topik pembicaraan, pasti berawal dari hal-hal sepele.

Atau.. Faktor lainnya, yang ngga tau ini udah keberapa. adalah.. 
Kemampuan menerima dan memahami pemikiran masing-masing. Masih banyak kok yang berantem, terus udah capek akhirnya iya-iya males ngomong.
Syukur Alhamdulillah kalo nemu yang sependapat.
Diumur 21..22..23. Mau nikah muda, atau nggak.. apa bisa diajak serius?
Contoh kecil.. Tentang masa depannya sendiri. Punya tujuan apa? Gimana caranya sampe kesitu? Kalo sekedar 'saya mau sukses' semua orang juga mau.
Tapi.. semua orang punya pemikiran dan cara jalannya masing-masing buat kesitu. Nah.. itu yang menarik. 

Atau..
Misalnya.. bilangnya mau serius, tapi giliran ditanya "jadi kapan mau serius sama aku?" Malah bilang "Ah gampang. Gimana nanti.." atau.. "Yaa.. main main ajalah kita dulu". Atau.. "Terlalu muda lah kita ngomongin ginian".
Ya.. gimana ya.. soal jadi pacar, masih oke lah. Tapi kalo buat diajak serius... pertimbangin ulang deh.  Karna pemikirannya aja belum sampai ke taraf topik yang serius dan bener-bener ngelakuin itu. 
Kalo dia serius, siap tidak siap dia komitmen dan bener setia.  Siap tidak siap, dia gentle ngutarain masa depannya di hadapan kamu, bahkan orang tua kamu. Siap tidak siap, dia berani minta izin ke orang tua kamu buat ngajak kamu malem mingguan. Siap tidak siap, mapan tidak mapan, dia berani mengutarakan kemampuannya dan apa yang dimilikinya ketika mengajak kamu serius. Visinya jelas dan tau langkah kecil apa yang harus dilakuin.
Kalo dia serius, tekadnya bulat mau hidup sama kamu dan gak akan mikirin godaan orang lain. Ibaratnya, udah kenyang main-main. 
Idealnya, kaya gitu. 
Jadi, kalo adia cuma bilang 'aku serius sama kamu', seneng boleh.. tapi jangan baper kejauhan. 
Seriusnya sampe mana? Kata iklan juga, lidah bisa bohong.

Tolak ukut kebahagiaan hubungan itu emang kita yang rasain, tapi banyak juga faktor yang perlu dipertimbangkan dari hanya sekedar bahagia. 

Saturday, September 10, 2016

#22

Niat mau ngeblog di tanggal 10, eh kelewat. Lupa. Saking senengnya.
Alhamdulillah bisa ngerasain tanggal 10 september ke 22 kalinya.
Dari kecil di didik untuk bersyukur bisa dikasih umur panjang dan ngerasain ulang taun lagi,
Biasanya, setiap taun di hari ulang taun, dari diwajibkan khatam Qur'an.
Berhubung baru aja khatam pas lebaran, jadi.. sekarang kaya, janggal aja karna ngga pas ulang taun.

Soal bersyukur, udah jelas lah itu.
Alhamdulillah gak abis abis diucapin, berhubung lagi halangan dan gak sholat. Biasanya sambil ngaji, curhat, bilang makasih segala macem.. Sekarang lg gak bisa, jd berasa ada yg kurang kalo gak di luapin.

Ini bakal jadi lumayan panjang. Tapi gpp lah, waste your time once in a year here.
----------------------------------------------------------------------------------

Awalnya sih aku ngerasa hambar, September kali ini rasanya beda.
Semua orang udah jalan masin-masing.. entah itu kerjaan lah.. pulang kampung lah.. beda kampus lah.. ya gitu..
Jadi mikir, ya.. kita udah dewasa.. Punya jalan masing masing buat ke tujuan masing masing. Jadi mau gimanapun juga, ada yang hilang pasti ada yang dateng. Hidup itu impas.

Aku belum bisa cerita detail kenapa aku bahagia hari ini.. Kenapa aku seneng hari ini.. Apa aja yang aku dapetin hari ini.

Yang jelas..
Aku bener bener bersyukur bisa sampe di umur 22. Masih dikelilingi orang yang baik sama aku.. Masih diinget sama orang lain..
Bakal lebay kayanya kalo aku bilang makasih sama semuanya, tapi ya.. Kalo aku bisa kasih yang lebih dari sekedar "terima kasih" kalian pasti udah nerima itu dari aku sekarang.

Aku ngeaminin semua doa orang orang. Aku baca satu persatu. Aku bilang makasih buat siapapun yang ngasih doa sama ucapannya..
Walaupun cuma doa sama ucapan, tapi aku makasih banget.

Kita udah sekitar 20 taun lah, banyak banget yang harus dilakuin. Banyak yang harus diinget. Banyak hal yang dipaksa masuk ke otak kita.
Tapi..
Dengan adanya kita, sedikit aja, setau sekali, ada dipikiran dia.. di tambah ucapan sama doa, itu udah Alhamdulillah, bersyukur. Karena simpelnya.. walaupun mereka sibuk, kita muncul sedetik saat ulang taun, dan dia masih menyempatkan diri semenit-dua menit buat ngasih ucapan sama doa.
Walau keliatannya ucapannya biasa.. doanya singkat.. Atleast, mereka menghargai eksistensi kita.
Walau.. bisa jadi mereka inget karena ada notif di path atau facebook, tapi ya.. ada aja yang ingin ngucapin tapi di niat aja. Saking sibuknya..

Yah, Virgo mah detail anaknya.
Effort kecil juga gede aja keliatannya mah.
Apalagi effort gede.

----------------------------------------------------------------------------------------------
Aku masih butuh doa, cepet dapet jodoh, cepet  mapan, cepet sukses, cepet nikah
Aku masih butuh doa, supaya banyak rezeki dll.
Dan ini.. Alhamdulillah masih bisa aku dapetin buat tabungan doa aku. Makasih udah bantu doa.
Doain juga bisa jaid istri yang bisa di banggain sama suami, ya :))

Bersyukur rasanya.. Sangat. Walaupun lebay, biar.
Mulai dari doa yang serius.. voice message yang bikin baper.. foto editan yang warbyasah... sampe doa doa nyeleneh, makin hot lah.. makin di goyang lah,.. apalah. Haha.
Di aminin banget.
Semoga doanya, dikabulin buat aku, sama buat yang doainnya juga
----------------------------------------------------------------------------------------------
September ceria.. Semoga kamu selalu kaya gini sampe akhir bulan, dan sepetember - september berikutnya.
Tanpa sujud aku rasa Allah tau seberasa besar rasa syukur aku karena kasih sayangnya lewat umat-umatnya. Termasuk kamu.
Ngga kerasa dihabisin waktu sama yang tersayang mah, sehari berasa gak cukup.
Dah.. 10. Sampai ketemu, taun depan.

Untuk kamu yang baik sama aku, semoga Allah nempatin orang orang yang baik juga di sekeliling kamu. Amin. :)