Berdasarkan banyak pengalaman, uang merupakan hal yang krusial yang sering kali, bahkan setiap hari dibicarakan. Berbagai kalangan butuh uang. Yeah.. And the worst part is, we aren't the rich. Hahahaha.
Oke lanjut.
Di kepala 2, tidak menutup kemungkinan, wanita akan menjadi seorang Istri bahkan Ibu. Untuk menjalani masa bakti selamanya menjadi seorang istri bahkan ibu, tentu perlu bekal yang matang. Sangat matang, bukan lagi cukup matang atau bahkan setengah matang.
Kamu pikir, setelah menikah kamu bebas tanggung jawab? Saya rasa, Tidak.
Semapan apapun, sekaya apapun lelaki atau perempuan yang kamu nikahi, tentu kamu pasti punya tanggung jawab. Tidak semata dinikahi, jadi istri atau suami, bikin anak, lalu jadi ibu atau ayah.
Mengapa?
Baiklah. Mari kita kerucutkan di sosok perempuan.
Begini, di umur kepala 2, laki-laki akan lebih rasional. (menurut saya). Sudah banyak pengalaman.. Sudah banyak belajar.. Sudah bisa merasa matang untuk menikah.
Bagaimana tidak? Ya.. Selain (mungkin) paras yang cantik, ayu, atau ya... mulus kaya porselen, bukankah laki-laki juga ingin menikahi perempuan yang dewasa? bisa merawat dan mendidik anak dengan baik?
Ya.. Lebih spesifik mungkin, sholehah dan bisa masak tambahannya.
Logika aja deh...
Kalo suami pulang kerja, enak kan kalo dimasakin istri?
Kalo suami gajian, apa masih pusing kalo istrinya bisa manage uang? (Ya pusing sih kalo kurang uangnya. Hahaha.).
Kalo udah bikin anak, anaknya bisa dirawat dengan baik, kan enak?
Ya.. pokoknya gitu.. Masa bikinnya bareng.. Enaknya bareng.. Susahnya istri doang?
Kalo gak kasian, ya kamu jahat.
Kalo dari pengetahuan saya, di islam, laki-laki perlu menuntut dan mendidik istri dan anaknya. Jadi, kalo ada salah, jangan nyalahin istrinya.. Coba dulu beli kaca, sudah matang? sudah meluangkan waktu untuk keluarga?
Intinya, harus sangat matang.
Di luar dari literatur, mungkin ini yang sedang ada dalam pikiran saya ya.
1. The Smart.
Terlalu berat ya kalo pake kata perempuan, toh saya juga masih muda sedikit. Wekekek.
Oke. Gini..
Cewek itu perlu pintar untuk jadi seorang istri. Akademik bisa.. Non-akademik juga bisa. Intinya pintar itu dalam artian berwawasan luas, masih wajar kok kalo ada 'ketidak tahuan' atas sesuatu. Namanya manusia tidak bisa sempurna, tapi atleast, kita sebagai cewek, harus pintar.
Pintar ngatur uang.. Pintar masak.. Pintar rawat anak.. Pintar cari uang sendiri.. Pintar menjaga diri sendiri, dan baaaaaaaanyak kepintaran lainnya,
Setidaknya akan sama dengan suami.. dan yang paling penting, gak di bodo-bodoin. Itu sih! Banyak zaman sekarang suami yang suka seenaknya. Atleast kalo kamu pinter, kamu tahu kan mana suami yang baik, dan mana yang tidak. Mana yang diperlakukan salah, dan mana yang tidak. Mana rumah tangga yang perlu diperjuangkan, mana yang perlu ditegaskan.
Buat cewek gak usah munafik, semua orang ingin diperlakukan baik kok.
Berumah tangga itu, hidup bareng, SALING melayani, bukan hanya ingin dilayani atau melayani.
Kamu nikah judulnya jadi istri toh? Bukan jadi pembantu.
Cowok juga sama.
Karena semua orang pada dasarnya pake Golden Rule: "The way i treat you, is based on how you treat me."
Saya netral aja walaupun cewek. Tetep rasional dan netral. Shedaappppp!
Dan perlu diketahui, berdasarkan postingan-entah-siapa, postingan yang saya sukai, menurut Dr. Rina Masadah Sp. PA, M.Phil, Fakultas Kedokteran Unhalu
"Setiap anak diwariska tingkat intelektual dari kromosom 1 gen ibunya, bukan dari Ayahnya. Oleh karena itu, carilah calon istri yang pandai, bukan yang cantik."
2. The Wise.
Nyambung sama yang diatas, bijak disini sih saya bahasnya mau soal materi, alias uang. Uang itu emang krusial banget. Buat diri sendiri aja mati-matian, and then we will be lived with another human being?
Jadi ceritanya, ini tuh kepikiran gara gara belanja bulanan. Please deh. Hahahaha. Serius.
Kamu perhatiin deh.. Ini yang kerasa banget. Pemerintah kita yang super duper baik ini, menyebabkan sesuatu naik, lalu turun lagi, lalu naik lagi, tapi malah jadi banyak yang gak pada turun lagi. Yasudahlah..terimain aja walau beli bensin lebih sakit hati ketimbang beli pulsa.
Oke lanjut. Analoginya itu tadi, sekarang kamu belum nikahpun kerasa mahal. (Gak tau sih kalo orang kaya mah. Hahahaha. Eh, tapi bukannya harfiahnya manusia itu memang tidak pernah puas kan?)
Beli apapun kerasa mahal.. Apalagi masih di supply sama orang tua. Ingin cepet cepet ada di tahun 'Mah,. Uangnya nanti di transfer ya, sekalian mau ditambah berapa? :)'
Aduh juragan.... Itu luar biasa bahagianya diri sendiri! Pencapaian yang sangat di nanti-nanti.
Emang sih.. Nanti suatu saat kita bakal kerja, bakal gantian punya pemasukan sendiri. Ngasih sama orang tua itu luar biasa, walau pasti orang tua juga gak tega dan gak pernah minta..
Tapi Insya Allah kalo buat orang tua mah, rezeki ngalir terus.
Walaupun emang sih gak akan sebanding sama kasih sayangnya, tapi itu salah satu cara balas budi. Salah satu loh ya, bukan berarti udah kaya, bisa transfer terus lupa sama orang tua. *note to self*
Nah itulah fungsinya Wise Mom. Belajar jadi para ibu ibu kita.
Bijak ngeluarin uangnya.. Bijak ngaturnya.. Bijaklah segalanya. Hahaha susah dijabarkan, silahkan pikirkan sendiri perlu bijak apalagi.
Laki-laki sebagai suami, pasti inginnya juga istri bijak dalam pengeluaran. Tapi SEHARUSNYA (memang harus sih) suami juga paham betul, memang ada keperluan yang tidak terduga yang pasti dihabiskan bersama. Atau... Lebih baik lagi, laki-laki juga paham betul bagaimana membahagiakan seorang istri alias ngasih uang buat shopping, atau treatment diluar uang pokok. Is a must kalo menurut saya, bukan masalah matreliaslistis. Realistis! jaman jahiliah sama jaman sekarang beda, toh kalo jadi enak dipandang, suami-suami juga yang suka. Dipuji sana sini istrinya begitu begini, toh suami juga yang bangga. So please..
Banyak zaman sekarang suami yang cemburu kalo istrinya perawatan. Please, dude. Kita kita juga bakal biasa aja kalo suaminya main futsal demi alasan menjaga kebugaran. Toh ujungnya, para istri yang nikmati
Jadi yasudah, sama sama bijak, jangan main menyalahkan.
Begitulah pelajaran kali ini, ditulis tanpa literatur. Berdasarkan realita aja.. Kadang kenyataan tak seidealis teori.
Semoga kamu-kamu sekalian mendapatkan pasangan, atau teman hidup yang ingin bersama sama membangun rumah tangga dan naik bersama menuju surga.
Saling menuntun.. Saling membahagiakan.. Saling memberi, tidak selalu take and give. Kalo take and give, kamu nunggu dikasih kan baru bisa take lalu baru give. Gitulah pokoknya.
Saling menyayangi. Saling memperbaiki diri.. Saling memahami.. Saling melayani.
Kalo kata orang tua, 'Pokoknya segalanya harus saling saling.'.
Salam hangat dari senja di bulan Ramadhan, semoga di bulan Ramadhan tahun depan, yang belum dapet pacar.. Dapet pacar.
Yang belum dapet jodoh, dapet jodoh..
Yang belum nikah, cepet nikah..
Yang rezekinya masih mpot-mpotan, cepet dilimpahkan.
Semoga do'anya di ijabah. Amin.
No comments:
Post a Comment