Monday, December 8, 2014

Surat Tak Terlipat

Teruntuk penguasa kaya raya

Sudah bukan sebuah fenomena rupanya, keluh kesah air mata kasta bawah hanya dilihat.
Lemah dan tidak kuat.  Menangis karena tidak hebat.
Sudah tidak aneh rasanya kasta yang miskin, lemah, jelata, susah, sedih, atau bahkan.. merana. 
Sudah tidak aneh.. sudah tidak tabu.
Sebuah analogi yang sama, dimanapun terjadi.
Analogi yang sama mungkin terjadi pada hidup kita. Hidup kami. Aku, atau kamu.

Coba lihat karena kita sama, seharusnya kita setara!

Pedih, sungguh rasanya pedih. Begitu realita kasta bawah.
Kami dibawah, seperti kaki.
Tidak sering dilihat ketika berjalan, tapi kami membantu menopang kalian.
Kalian adalah sebagian besar tubuh yang menguasai semuanya.
Kami hanya di injak, tidak terlihat. Tapi sejujurnya, tanpa kami kalian tidak bisa berjalan.
Upaya kami yang tidak terlihat karena jelata, hanya lebih membuat kami banyak menitikan air mata.

Kami sudah lelah menangis.
Jika ada kata yang lebih menggambarkan dari kata ‘sakit hati’.  Kami sudah mengucapkannya dari jauh jauh hari.
Kami pula tak ingin rasanya merangkak dibawah anak tangga kehidupan.
Kami tak ingin meraung raung meminta pertolongan jika memang tidak terlalu membutuhkan.

Pedihnya kami, akan menjadi memori..
Memori dimana kami tidak akan pernah lupa seberapa sakit hati.
Satu katapun, akan selalu kami ingat. Terutama salah satu penguasa yang bicara.
Ingatan kami, membuat kami semakin sakit hati sehingga bertekad bulat untuk pergi dari semua ini.
Suatu saat karena kuat, kami akan menjadi penguasa yang lebih hebat. Penguasa yang kaya raya tanpa banyak bicara.
Khayalan dan gurauan kami akan menjadi kenyataan, ini adalah bukti mati bahwa itu menjadi sebuah doa.

Pada saatnya nanti..
Kalian akan tau sehebat apa kami ketika kami bicara, kalian akan tau seberapa kuat kami saling bersandar ketika menangis
Kami merangkak bersama seraya menitikan air mata, kami berbagi cerita dan saling percaya

Brengsek?!
Kata brengsek terlalu kasar untuk menggambarkan masa lalu kami pada saatnya nanti
Kami akan tetap tersenyum dan baik baik saja. Sama halnya seperti biasanya.
Tanpa kalian sadari, kalian adalah salah satu hal penting yang membuat kami sakit hati.


Kepada yang terhormat, para pemegang uang yang berkuasa untuk bicara.
Akhirat nanti tidak akan pernah mengkhianati kami
Akan tiba saatnya kami hanya duduk dan bertugas untuk percaya bahwa karma itu memang ada.
Terimakasih banyak, karena sudah memberi kami cambukan yang hebat.


No comments:

Post a Comment